Strategi Offense ini dapat dikatakan mudah. Maksud mudah di sini adalah tidak terlalau rumit dan tidak sulit untuk dilakukan. Namun, ada satu masalah yang memungkinkan pola offense ini gagal, yaitu pergerakan lawan yang tidak kita harapkan. Oleh karena itu setiap posisi harus benar-benar menjalankan fungsinya masing-masing sesuai dengan pola offense ini. Satu hal lagi yang penting, pertahan lawan adalah pola 2-3 sehingga kita lakukan pola awal offense 1-3-1.
Pada diagram A, posisi 1 melakukan aba-aba atau kode sehingga rekan tim mengerti dan bisa langsung bergerak. Ketika posisi 1 melakukan passing (operan) ke posisi 2, maka posisi lainnya langsung melakukan pergerakan (dapat dilihat pada diagram A arah pergerakannya). Setelah mendapat bola, posisi 2 langsung memberikan passing ke posisi 5 yang telah ada di zona kanan pertahanan lawan.
Kemudian dilanjutkan pada diagram B, setelah posisi 5 mendapatkan bola tentunya lawan (posisi 4) akan mulai menjaga posisi 5 tersebut. Di sinilah kunci dari serangan ini, yaitu posisi 4 bergerak masuk dari zona tengah ke arah ring. Di sini pula posisi 5 melakukan gerak tipu yang seolah-olah dia akan melakukan passing ke posisi 4 sehingga lawan (posisi 5) akan terbawa mundur menjaga posisi 4 tadi. Ketika zona tengah kosong, posisi 3 langsung masuk ke zona kosong tersebut.
Diagram C, Posisi 5 langsung melakukan passing ke posisi 3 yang telah bebas berada di zona tengah. Posisi 3 pun bisa langsung shoot untuk mencetak skor. Ada juga cara lain selain langsung shoot, posisi 3 dribel masuk mendekati ring (drive) sehingga lawan (posisi 5) pasti akan maju mencoba memotong. Ketika itulah posisi 3 dapat melakukan gerak tipu (fake) yang seolah-olah mau shooting ternyata memberikan passing ke posisi 4 yang penjagaanya kurang di bawah ring. Kemudian posisi 4 dapat langsung memasukkan bola ke ring lawan.
0 komentar:
Posting Komentar